Minggu, 06 Juni 2010

Tipping Point

Garis merah terjadinya suatu tren menurut Malcolm Gladwell dipengaruhi oleh beberapa gelintir orang yang mempunyai pengaruh. Demikianlah seperti yang diungkapkan dalam buku dengan judul the Tipping Point karya besarnya itu yang kini menjadi best seller. Tetapi dominasi aplikatifnya adalah ranah ekonomis. Bagaimana kita menjual barang kita dengan diawali langkah medekati orang yang berpengaruh kemudian akan terbentuk suatu informasi dari mulut ke mulut "getok tular" (dalam bahasa jawa) sehingga kemudian akan meningkatkan jumlah permintaan barang yang diproduksi karena segelintir orang yang berpengaruh menggunakan produk itu. Namun semata-mata konsep ini tidak hanya berlaku dalam lingkup ekonomi saja tetapi dapat diadobsi sebagai pendekatan untuk disiplin yang lain. Politik misalnya. Kemudian didapatkan suatu kesimpulan yang unik bahwa suatu tren tidak akan terjadi tanpa disulut oleh beberapa orang terbatas yang sangat berpengaruh. Tanpa orang berpengaruh yang menyulutnya tren baru tidak akan terjadi. (tentu saja orang berpengaruh disini tentu dapat diartikan secara wajar).

Kemudian ada konsep lain untuk menganilis terjadinya suatu tren yang bertolak belakang dengan teori yang dipaparkan oleh Malcolm Gladwell. Bahwa suatu trend tidak perlu orang-orang yang berpengaruh sebagai pemicunya melainkan
kesiapan masyarakat terhadap suatu trend baru. Kalau masyarakat sudah siap siapapun bisa membuatnya menjadi tren, tidak perlu orang yang berpengaruh begitulah yang diungkapkan oleh Duncan Watts.  Sebagai contoh apakah jejaring sosial facebook menjadi tren gara-gara orang yang berpengaruh? tentu tidak. Dimana setiap orang bisa mengaktulisasikan dirinya disana dengan bebas. Media informasi berkembang demikian rupa, siapapun bisa mengaksesnya tanpa batas hingga kemudian peran orang-orang yang berpengaruh untuk memicu tren menjadi ter-reduksi.

Yah, begitulah sebuah teori bisa gugur oleh teori yang lain dengan syah. Tetapi kemudian dalam pemanfaatanya sebagai sebuah pendekatan terhadap masalah tentu teori tertentu cocok untuk masalah tertentu dan tidak cocok untuk yang lain. Sehingga pemanfaatan sebuah teori tergantung pada masalah yang dihadapi untuk menghasilkan sebuah kesimpulan yang pas.


kebanyakan uji tren kedua teori diatas mengungkapkan beberapa gejala tentang pemnfaatan sustu objek untuk mendukung kelangsungan hidup manusia, strategi marketing dan banyak hal lain dalam konteks yang sama. Adakah sebuah tren yang lepas dari lingkup teori yang mereka rumuskan. Yah, tentu ada. Tentang bagamana mengkaji tren pola fikir manusia hingga berujung pada perubahan beradaban secara besar-besaran pada perdaban yang mati sebelumnya. Intinya dalah bagaimana kita membuat terobosan yang baru hingga pandangan itu diterima seperti seniman atau penyair. Dan saya kira tidak perlu orang-orang yang berpengaruh yang menyulutnya, siapa saja bisa menyulutnya.


Mungkin akan terasa menyakitkan ketika menyaksikan perubahan peradaban terhadap cara pandang orang tentang sesuatu dan dalam proses terobosan itu kita tidak terlibat didalamnya atau hanya sebagai objek yang mengikuti pandangan baru. Yah, diluar sana perubahan terus berjalan tanpa kita atau mungkin kita pun tidak tahu akan sebuah terobosan yang mengubah segalanya dan menjadi tren.

7 komentar:

  1. wow... teori bertebaran dimana-mana...
    Saya yang mana ya? Mungkin yang kedua^^

    BalasHapus
  2. wow... teori bertebaran dimana-mana...
    Saya yang mana ya? Mungkin yang kedua^^

    BalasHapus
  3. wow... teori bertebaran dimana-mana...
    Saya yang mana ya? Mungkin yang kedua^^

    BalasHapus
  4. Suer nggak aku dong masalah ini Sob, jadi nggak bisa komment deh ..

    By :
    Anak Rantau

    BalasHapus
  5. Mampir Sob, ditunggu postingan berikutnya.

    BalasHapus