kau ajak aku pada sebuah rumah
dinding dinding rindu dan segala pintu yang selalu tak pernah terkunci
setiap kamar berbau makam
dimana keibaan lahir tiba tiba
apa yang membuatmu bertahan?
aku atau puisi yang kau tulis pada dinding?
sama sama kita pernah lalui jalan beraspal
gang gang sempit juga pematang saat musim panen
tapi bukankah keibaan bisa saja menjadi sia sia
juga keterperangahan
apakah kau tidak sedang menipuku?
kini aku seperti tertawan
sudahlah. rumah itu sebentar saja akan juga rubuh.
mrican, 2010
saya kira hanya keyakinan yang akan membuat rumah itu terus bertahan
BalasHapusselalu seperti rahasia
BalasHapus