Kamis, 18 Februari 2010

MEDITASI

john wage saleh

Tidak. Tidak akan kubiarkan kau menua
Keriputmu sungai sungai kering yang terbakar menerkam semak, membawa abu dan aroma dupa ingatanku yang goyah
di dam rambut rambut memutih lebih awal dari yang seharusnya, rontok. menyisakan jejak detak detak detik kakimu terayun bergetar bersama otot kendor menggores riwayat

lahar dingin mengubur jasad rapuh. Timbun timbun lemak dibalik kulitmu meleleh kemudian membakar tulang belulang bagi sejarah aneh dan tak masuk akal itu.

Lelah. Barangkali ini adalah ambang dari meditasimu. Sejarah menjadi sangat penting ketika kau memulai dengan gurat gurat kecil.

Dengarlah, manis. Jangan lagi kau mengusik.
Aku benci bersolek berjam jam didepan kaca memoles keriput. Menyemir rambut menggambar alis dengan eye shadow yang tipis dan memberi warna pada bibir. Hanya membuatku terperangah memandang bongkah salju renruntuhan.

Maaf. aku menjadi tua
Walau kucegah kaupun akan berguguran
Sejarah sejarah yang menggelicir, tercelup bergantian menghampiri resiko

Orang orang yang menyeru nama kecilmu
Adalah daun daun yang membelai luka parah. Jasad sejarah yang lekang, gemuruh dinding bisu, puncak puncak bukit yang bergeser memandangmu kawatir akan waktu waktu yang hanyut dan dam dam jebol.

Bisik mereka pun tak akan kekal seperti sejarah itu sendiri.

Jogja, Februari 2010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar