Jumat, 23 April 2010

MTV Studio

Acara pertunjukan musik diatas panggung dan pemutaran video klip memang sangat popular akhir-akhir ini hampir setiap stasiun TV mempunyai program acara ini. Dan atas kegemaran saya terhadap musik acap kali waktu luang saya habiskan untuk menyimak program-program acara itu. Ya ini adalah semacam pemborosan waktu. (kupikir)

Memang benar segala sesuatu akan mempunyai titik jenuh begitu juga terhadap kegemaran saya yang satu ini (tentang musik). Tetapi bisa saja tidak untuk sesuatu yang benar-benar sudah menjadi minat pada genre musik tertentu. Ya, saya sangat terpesona dengan genre musik rock’n roll dan blues. Dan untuk yang satu ini saya belum menemukan titik jenuhnya.

Lha terus apa hubunganya dengan program acara pertunjukan dan pemutaran video klip di TV? Untuk berbicara tentang hal yang disebut sebagai kesukaan seringkali sulit untuk memecahkan persoalan tentang kenapa kita menggemarinya. Perkembangan musik ditanah air trend-nya cukup luar biasa. Banyak band-band baru bermunculan dengan mengusung karya mereka masing-masing dan umumnya mereka juga mempunyai kelompok masa yang mengidolakan mereka dengan beberapa alasan. Kepopuleran program acara TV itu sangat mendukung perjalanan karir mereka untuk unjuk kebolehan dengan karya racikan musik mereka.

Mengacu kemana sinergi ini? Tentu alasan utamanya adalah “pasar”. Pertimbangan ekonomis lebih memberi andil besar terhadap perkembangan musik di Indonesia. Musik seperti apa yang bisa memberikan keuntungan itulah yang laku. Sehingga musik menjadi sebuah industri menghasilkan produk dan kemudian dipasarkan. Dan para pekerja seni khususnya musik tentu juga akan terdukung popularitasnya. Dan memang itu yang diharapkan.

Kali ini saya iseng memindah chanel TV degan menekan tombol 2 pada remote dan saya merasa ironis terhadap perkembangan musik di Indonesia. Saya menyaksikan MTV Studio program acara yang menyajikan pertunjukan live musik dengan konsep latihan. Setting tempat bukan seperti layaknya panggung pertunjukan tetapi lebih seperti studio tempat latihan nge-band. Kebetulan waktu itu beberapa pendekar-pendekar blues unjuk kebolehan disana. Wuiiiich ini baru keren.

Kenapa saya merasakan ironis? Karena yang tampil disana adalah musisi-musisi blues Indonesia dengan level internasional, track recordnya pernah manggung bersama dengan musisi-musi blues dunia. Kemudian pertanyaanya, Siapa yang kenal mereka di Indonesia? Rasa-rasanya wajah dan nama mereka masih cukup asing ketimbang musisi atau band yang tenar saat ini. Mereka pun berjuang dengan kemampuan mereka sendiri hanya sedikit sekali mereka berkesempatan untuk tampil dilayar kaca program TV di Indonesia dan saya rasa mereka pun tidak berharap lebih dengan stasiun TV untuk perform disana dengan “Lips sing” (pura-pura bernyanyi).

Dan untuk ke-ironis-an ini saya menemukan sebuah filosofi bahwa yang tak terlihat dari kepopuleran public adalah yang lebih kuat.

2 komentar: