Pagi meleburku
cahayanya beraroma amis
sepanjang pagi aku memburu rumah
ada banyak peristiwa yang mesti aku taruh disana
aku menjelma kunang kunang tua yang merana dan redup
karena pagi selalu muncul tiba tiba
cahaya terang lampu petromak menjulur
menerobos dadaku yang pengap dan gamang
dan debu sangat ingin menebasnya
pagi
barang kali tidak
akan mengantar aku pada rumah
karena pemburuan ini
selalu
seperti
rahasia
di depan pintu aku membaca maut
dimana sebuah rumah telah ditinggal penghuni
pejalan kaki terakhir telah lewat
hanya tinggal seorang pelayat menabur mawar.
jogja, 2010
Tidak ada komentar:
Posting Komentar